Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pengertian Peramalan (Forecasting)

Peramalan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap organisasi bisnis dan untuk setiap keputusan manajemen. Peramalan merupakan dasar dari perencanaan jangka panjang perusahaan. Di area keuangan dan penganggaran, peramalan merupakan dasar dari perencanaan anggaran dan pengendalian biaya. Tujuan dari peramalan permintaan adalah agar seluruh sumber daya yang diperlukan bisa dikelola secara lebih efisien sehingga produk bisa sampai ke konsumen pada waktunya. Terdapat dua macam permintaan menurut Chase (2007), yaitu (1) Dependent demand yaitu permintaan atas produk atau jasa yang muncul akibat adanya permintaan terhadap produk atau jasa lainnya dan (2) Independent demand yaitu permintaan yang tidak diturunkan secara langsung dari adanya permintaan terhadap jasa atau produk lainnya.


Peramalan permintaan sangat penting karena merupakan landasan seluruh keputusan strategis dalam rantai pasok. Produk yang sudah matang di pasaran umumnya memiliki permintaan yang stabil sehingga relatif mudah diramalkan permintaannya, misalnya kertas tisu, beras, serta bahan-bahan kebutuhan pokok lainnya. Sementara produk-produk atau jasa yang relatif sensitif terhadap promosi akan memerlukan peramalan yang lebih cermat dan lebih berjangka pendek. Pembahasan mengenai peramalan dapat dimulai dengan pembahasan mengenai pengelolaan permintaan. Peramalan sangat berkaitan dengan pengelolaan permintaan produk. Tujuan pengelolaan permintaan produk adalah untuk mengoordinasikan dan mengawasi semua sumber daya permintaan sehingga sistem produksi dapat digunakan secara efisien dan produk dapat dikirim tepat waktu. Dari mana datangnya permintaan produk atau jasa suatu perusahaan dan apa yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengelolanya? Terdapat dua sumber permintaan, yaitu permintaan terikat (dependent demand) dan permintaan bebas (independent demand). Permintaan terikat adalah permintaan terhadap suatu produk atau jasa yang disebabkan oleh adanya permintaan terhadap produk atau jasa lainnya. Permintaan bebas adalah permintaan yang tidak terikat dengan permintaan produk lainnya.


A. PENGELOLAAN PERMINTAAN

Suatu permintaan dapat dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor ekstemal.

  1. Faktor Eksternal
    Faktor eksternal yang mempengaruhi permintaan terhadap produk atau jasa perusahaan merupakan faktor di luar kontrol perusahaan. Perkembangan ekonomi merupakan salah satu contoh pengaruh yang bersifat positif walaupun dampaknya bisa beragam terhadap berbagai produk atau jasa perusahaan. Semen tara itu, beberapa akti vitas ekonomi tertentu, seperti perubahan peraturan pemerintah dapat mempengaruhi permintaan suatu produk atau jasa, tetapi tidak semua produk atau jasa dapat dipengaruhi. Faktor ekstemal lainnya, misalnya perubahan selera konsumen. Perubahan selera konsumen dapat berubah dengan sangat cepat. Citra konsumen terhadap suatu produk juga merupakan faktor penentu lainnya. Selain itu, tindakan-tindakan pesaing yang meliputi harga, promosi, serta produk baru juga dapat mempengaruhi produk atau jasa perusahaan.

  2. Faktor Internal
    Faktor internal yang dapat mempengaruhi permintaan, misalnya keputusan internal mengenai desain produk atau jasa, harga dan promosi periklanan, desain pengepakan, kuota insentif bagi tenaga penjual, serta ekspansi. Konsep pengelolaan permintaan menggambarkan proses pengaruh waktu dan volume permintaan atau adaptasi terhadap pola permintaan yang sulit diubah. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan dapat menggunakan insentif harga atau promosi periklanan untuk mendorong konsumen melakukan pembelian sebelum dan sesudah masa-masa puncak permintaan. Hal ini dapat membantu meratakan permintaan konsumen setiap harinya. Cara lain adalah melakukan penjadwalan kembali terhadap penyampaian produk atau jasa kepada konsumen berdasarkan beban kerja dan kapasitas saat ini. Permintaan kadangkala memiliki perilaku yang acak dan tidak teratur, namun di lain waktu, dapat juga menunjukkan perilaku yang dapat ditebak dengan pola berulang. Terdapat tiga tipe perilaku permintaan, yaitu pola tren, siklus, dan musiman. Tren menunjukkan pergerakan permintaan dengan pola pergerakan naik atau turun secara bertahap dalam jangka panjang. Tren merupakan pola paling mudah untuk mendeteksi perilaku permintaan dan sering kali juga menjadi titik awal untuk mengembangkan peramalan. Siklus merupakan pergerakan permintaan yang naik dan turun yang berulang dan terjadi dalam jangka panjang (lebih dari satu tahun). Pola musiman merupakan pola permintaan yang bergerak bebas dan muncul secara periodik dalam jangka pendek serta berulang. Pola musiman sering kali berkaitan dengan kondisi musim. Di samping ketiga macam pola perilaku permintaan tersebut, sering kali permintaan muncul dalam pola perilaku secara bersama, misalnya pola musiman juga mengikuti tren meningkat.


B. PERAMALAN DALAM RANTAI PASOK

Ada tiga cara untuk mengakomodasi kekurangan pada peramalan, yaitu:
1. Mengurangi kesalahan prediksi melalui teknik peramalan yang lebih baik;
2. Membangun fleksibilitas yang lebih baik dalam operasi dan rantai pasok;
3. Menurunkan lead time pada proses rantai pasok.

Peramalan memiliki karakteristik tertentu. Perusahaan harus bersikap hati-hati terhadap karakteristik peramalan sebagai berikut:




  • Peramalan selalu salah atau tidak tepat, oleh karenanya selalu terdiri dari nilai yang diharapkan sekaligus pengukuran kesalahan peramalan. Kesalahan peramalan (atau ketidakpastian permintaan) haruslah digunakan sebagai input utama dalam keseluruhan keputusan rantai pasok. Perkiraan mengenai ketidakpastian permintaan sering kali dilupakan dalam melakukan peramalan sehingga menghasilkan estimasi yang sangat luas di antara tahap-tahap dalam rantai pasok.

  • Peramalan jangka panjang sering kali kurang akurat dibandingkan dengan peramalan jangka pendek. Oleh karena itu, peramalan jangka panjang memiliki standar deviasi yang lebih besar daripada peramalan jangka pendek. Peramalan jangka pendek tersebut mengakibatkan perhitungan yang lebih tepat daripada jika manajer melakukan peramalan secara mingguan.

  • Peramalan agregat sering kali lebih akurat daripada peramalan disagregat karena memiliki stan dar deviasi relatif terhadap mean yang lebih besar. Contohnya, untuk menghitung Gross Domestic Product (GDP) suatu negara pada suatu tahun tertentu akan lebih mudah dengan menggunakan kesalahan kurang dari dua persen. Sebaliknya, untuk menghitung peramalan pendapatan tahunan suatu perusahaan akan sangat sulit jika menggunakan kesalahan kurang dari dua persen. Demikian pula jika melakukan peramalan pendapatan dari suatu produk akan lebih sulit lagi
    jika menggunakan tingkat kesalahan yang sama. Perbedaan ketiga macam peramalan tersebut adalah pada tingkat agregasi. Perhitungan GDP merupakan kumpulan atau agregasi dari berbagai perusahaan dan penghasilan perusahaan merupakan kumpulan dari berbagai lini produk. Semakin besar tingkat agregasi maka semakin akurat peramalan yang dilakukan.

  • Pada umumnya, semakin jauh rantai pasok dari pelanggan mengakibatkan semakin besamya distorsi informasi yang diterima. Contohnya, adanya bullwhip effect yaitu ketika variasi permintaan semakin menjauh dari permintaan konsumen akhir. Hasilnya, semakin panjang rantai pasok, semakin besar tingkat kesalahan peramalan. Kombinasi peramalan berdasarkan penjualan konsumen akhir dapat
    membantu perusahaan mengurangi tingkat kesalahan.

Posting Komentar untuk "Pengertian Peramalan (Forecasting)"