GADIS BERAMBUT PANJANG
Seminggu sudah musibah itu berlalu. Tapi belum begitu hilang benar kepedihan hati ini. Untuk sedikit menghibur hati, aku sempatkan diri berjalan-jalan di sore hari. Suasana alam sore ini cukup cerah. Matahari tampak merah merona, bergerak perlahan dan bersembunyi di balik gunung. Awan putih pun tak berani mendekat menutup penampilan gunung sore ini. Indah terasa alam ini dengan langit biru terang cemerlang. Hiasan lainnya garis-garis putih pantulan matahari dari balik gunung. Aku nikmati keindahan alam sore dengan penuh perasaan dan memuji akan kebesaran-Nya.
“Oh, alangkah indah alam ini. Maha Agung Kau Pencipta. Sore ini kau berikan keindahan, tetapi entah besok atau lusa kau hilangkan semua itu. seperti halnya ayahku pada hari-hari yang lalu masih bersamaku, kini dia telah kau panggil. “ Maha besar Kau Ya Allah”. Gumamku mengucap puji syukur dengan tatapan kearah gunung.
Pandangan sekali-kali ku arahkan ke jalan aspal hitam yang menuju arah depan gunung. Terus ku telusuri jalan dengan perlahan dan menikmati keindahan alam pegunungan. Dari arah yang berlawanan tampak ada beberapa orang gadis sedang berjalan mendekat ke arah ku. Mereka satu persatu ku perhatikan dari jauh, tetapi tak satu pun yang ku kenali baik dari wajahnya maupun dari cara berjalannya. Seingatku tak ada gadis desa seperti gadis-gadis yang kulihat sore ini atau memang mereka baru di desa ini ? tanya hatiku.
Aku masih berjalan perlahan sambil menundukkan kepala. Dalam benakku masih ada rasa duka yang menyelimuti. Tanpa kusadari gadis-gadis itu telah berada di hadapanku. Gadis-gadis itu berseragam putih. Entah dari mana mereka, tetapi yang pasti mereka menuju desaku. Aku sempat kaget, ketika berpapasan dengan gadis-gadis itu. Sungguh di luar dugaan bila salah satu dari mereka ada yang pernah kulihat. Gadis itu berambut panjang, hidungnya mungil dengan wajah enak dilihat dan menarik. Gadis itu cantik-cantik, tetapi yang sangat menarik hatiku adalah gadis yang berambut panjang itu.
Aku bertanya dalam hati dimana aku melihatya? Sejenak pikiranku menerawang mengingat wajah gadis itu. Sambil kening kukerutkan dengan harapan dapat mengingat di mana pernah bertemu dengannya.
Sayang seribu kali sayang, setelah mereka jauh baru dapat aku mengingatnya. Gadis berambut panjang itu pernah ke rumahku, tetapi saat itu aku sedang ditimpa musibah. Ayahku pergi kehadirat Ilahi meninggalkan kami. Gadis itu hadir di tengah-tengah kerumunan para pelayat. Gadis berambut panjang itu hadir melayat. Aku baru ingat sekarang, sebaiknya aku menyapanya dan berkenalan dengan mereka, tetapi semua hanya tinggal keinginan. Gadis itu sudah berlalu menjauh dan tak mungkin aku berteriak memanggilnya, aku juga belum tahu namanya.
Setelah satu minggu baru aku ketahui siapa gadis itu dan dalam rangka apa mereka di desaku . Rupanya mereka adalah siswi sekolah perawat kesehatan yang datang dari kota Tangerang. Ada perasaan senang setelah mengetahui siapa mereka. Terutama bila ingat gadis itu, dari rasa ingin tahu timbul rasa ingin bertemu dan berkenalan dengannya semakin besar. Lagi-lagi kesempatan bertemu dengannya belum juga berpihak padaku, ini membuat aku semakin penasaran untuk bertemu dengannya.
Malam ini aku akan keluar rumah. Keadaan di luar kurang menguntungkan, karena hujan baru saja turun dan belum juga berhenti. Ditambah lagi dengan angin yang cukup kencang. Sehingga di dalam kamar pun terasa dingin menusuk. Aku tetap akan keluar meskipun hujan masih turun. Langkah kaki ku telusuri jalan gang yang gelap. Belum begitu jauh aku melangkah, tiba-tiba terdengar suara ada yang memanggil.
“Dit ! mau ke mana hujan-hujan begini ? “ suara itu tak asing lagi bagiku.
“Kemari dulu ! “ Dengan rasa terpaksa kuhentikan sejenak lngkahku dan aku hampiri dia.
“Sialan, mengganggu saja !” gerutku sambil menghampiri dia.
“Ada apa Mar “ tanyaku setelah pasti bahwa yang memanggilku itu adalah Maryati.
“ Tadi ada yang mencarimu”. Ujar Maryati memberi tahu.
“Cewek atau cowok ?” potongku sambil tak sabar.
“Cewek, si Tika “ Lanjut Maryati.
“Tika yang mana?” tanyaku heran
“Kartika Dewi yang datang ke rumahmu minggu kemarin”.Jelas Maryati.
Jantungku seakan berhenti berdetak. Aku tak yakin bahwa gadis berambut panjang itu yang mencariku. Sedangkan aku belum kenal betul dengan dirinya.
“Ada perlu apa dia mencariku ?” tanya ku.
“ Temui saja dia” jawab Maryati.
Terpaksa ku putar haluan, yang tadinya ke arah timur kini sebaliknya ke arah barat. Walaupun agak jauh ku langkahkan juga kaki ini. Udin yang sejak tadi duduk terpaku di depan teras rumah Maryati, aku ajak untuk menemui gadis yang mencariku itu. Berbagai pertanyaan menghiasi setiap langkahku. Semakin dekat rumah yang akan kutuju semakin membuat hati ini berdebar-debar kuat .
Setelah bertemu, baru aku tahu maksud gadis itu mencariku, ia ingin bertemu dengan ku dan sekaligus berpamitan pulang ke Tangerang. Tugas kunjungan sekolah sudah habis waktunya. Aku berkenalan dan bercengkrama dengannya, ada rasa kesejukan didekat, apakah gadis itu merasakan hal yang sama aku bertanya dalam hatiku.
Malam itu terasa cepat berlalu, di dalam kesekejapan itu kutemukan sesuatu yang sangat berarti. Tika, gadis berambut panjang itu telah begitu menyejukkan hati. Apalagi ketika mengantarnya ke terminal. Aku rasakan kesejukan kembali, matanya yang indah itu penyebabnya, aku tak tahu pasti.
Pertemuan singkat aku dengannya, dapat memberikan kebahagian tersendiri bagiku dan merupakan ukiran kisah yang tak dapat ku lupakan. Aku merasa senang, dadaku yang dulu terasa sesak dan panas dengan kepergian orang yang kucintai, seorang ayah yang menjadi tumpuan dan panutan aku, kini telah dingin sejuk. Kesedihan hati pun perlahan hilang, aku tak tahu rahmat apa yang telah di berikan Allah padaku. Tetapi yang pasti sejak aku memandangnya pertama kali terasa ingin dan menyejukan hati. Gadis berambut panjang itu telah membuat aku bangkit dari keseihan. Aku hanya dapat bersyukur pada Allah SWT, bahwa di dalam kesedian dan kedukaan telah menghadirkan seorang gadis yang dapat mengobati hati ini.
PENULIS : ABDUL MUIS
Posting Komentar untuk "GADIS BERAMBUT PANJANG"